Words To Remember

Serangkaian kata-kata ini dipetik dari semua kisah tertulis. Bukan berarti istimewa, hanya saja aku menyukainya. Kuharap kalian juga merasakan hal yang sama denganku.




*Sembari aku belajar menutup kisah lama yang telah berdebu, aku menunggu kebahagiaan itu pulang kesini. Menanti seorang yang lebih baik, yang belum mempertunjukkan dirinya. Yang Belum Menampakkan Diri


*Bukan kita namanya jika tidak sempat bercinta. Bukan sejati sebutannya jika mengabaikan ucapan setianya. Hingga perpisahan mengenaskan akhirnya menghampiri hubungan terindah dan termanis di masa hidupku. Adakah Pembalasan?


*Adakah kisah lain yang berjalan lebih mulus? Adakah takdir yang mampu menyatukan kita kembali? Adakah kamu yang hanya menyerahkan seluruh cintanya untuk diriku seorang? Juga Karena Dia



*Sudah bermusim-musim rindu memutuskan untuk menetap. Mengaduk segala rasa hingga berkecamuk dan terus-menerus membuncah. Rindu tak akan pernah lenyap bahkan saat pertemuan itu hadir. Hingga sekarnag mendambakan ribuan skenario yang tentu saja tak akan pernah terwujud. Sebutir Air Mata di Malam Lain


*Cinta yang dapat membuat hatiku berbunga-bunga. Tetapi cinta juga yang dapat membuat hatiku hancur berkeping-keping. Terjebak Dalam Cinta


*Semua cobaan itu pasti akan berakhir dengan kebahagiaan. Hidup


*Aku adalah aku dan kamu adalah kamu. Aku tidak dapat berubah menjadi kamu dan kamu juga tidak dapat berubah menjadi aku. Aku


*Mentari mulai menyapa indahnya dunia. Kehangatan dari sang matahari menjalar di pori-poriku. Jejak pasir yang ku lewati sudah lenyap dibantu angin. Bisakah semudah itu aku meluapkan kenangan dengannya? Seorang Gadis


*Cinta berwujud indah, namun terlalu liku untuk kita lalui. Bersama menerjang badai, menggenggam seonggok kesetiaan. Katamu, aku begitu berharga bak emas dua puluh empat karat. Menunggu Untuk Apa?



*Ada satu yang terus menyemangati. Ada satu yang senantiasa menemani. Ada satu yang tak berhenti menghibur. Hanya satu, yang telah tiada. Satu yang Telah Tiada


*Kisah buram ini hanyalah milik kita. Sepasang mantan kekasih yang memang tak patut disatukan sejak awal ataupun memperoleh akhir bahagia. Kisah Buram


*Seraya memejamkan kedua mata, aku menggali lagi ingatanku akan kita. Segelintir Rasa yang Kembali


*Untuk apa kau kembali? Jangan pergi lagi, inilah anganku yang kau wujudkan. Berserah


*Secepat itukah kau berubah? Tolong bantu aku mematikan rasa ini. Bagaikan Musim


*Detik dan detik waktu yang tersisa untukku, masih diiringi oleh bayang wajahmu. Belajar Melepas


*Aku tidak ingin melihat ataupun mengingatmu lagi, kau bisa bantu aku bukan? Pergilah


*Dengan bintang yang tak kenal lelah untuk menerangi malam, aku menunggumu bersama harap yang kian menipis. Rela


*Aku belum pernah mengenal rasa ini atau pun berusaha menyelidikinya. Aneh, aku tidak mengerti. Apa ini yang namanya cinta? Cinta Tak Berujung


*Bila saja mentari lupa untuk terbit, aku masih ingat akan sosokmu yang sempat menjadi bagian penting dalam hidupku. Bila saja mentari akan segera tenggelam, rasa itu tidak akan lenyap sepenuhnya bersama waktu. Mantan Terindah


*Jika mentari berhenti bersinar, maka saat itulah kebersamaan kita akan redup. Jika laut kehabisan air, maka saat itulah kita kekurangan detik untuk menderai tawa. Jika warna pergi meninggalkan pelangi, maka saat itulah aku akan beranjak dari kehidupanmu. Tak Terpisahkan




*Di tengah hatiku yang masih menyimpan segudang rasa dan pikiran yang masih memutarkan satu per satu kejadian, aku memilih untuk diam dan membiarkan virus menggerogotiku. Diam


*Nyalakan perasaanmu, jalankan pikiranmu, dan gerakan tanganmu. Aku akan terus belajar dan mencoba menghasilkan hasil yang terbaik. Alasan di Balik Tulisan


*Tidak ada yang bisa mengubah sejarah. tidak ada yang bisa membohongi maksud hati, tidak ada lagi harapan untuk kembali menjadi kita. Sekadar Harapan


*Disaat aku mulai melupa, selangkah demi selangkah kau menghampiriku. Sewaktu rasa itu kembali, seonggok harapan terbenam bersama matahari. Dan ketika matahari itu hendak terbit, semua angan telarut dalam indahnya malam. Kembali Untuk Pergi


*Saat semua sudah terlepas, aku belum sepenuhnya merelakanmu. Desiran harapan masih terasa di pelupuk hati dan tak ada yang mengabulkannya. Bukan salah kita, memang aku dan kamu tak sepantasnya disatukan. Cinta Terlarang


*Dan, inilah kehilangan yang paling tak aku inginkan dalam sejarah. Kehilangan sosok seperti dirimu. Kehilangan


*Kau bahagia, bukan begitu? Membahagiakanmu


*Adakah rasa ini dihatimu? Aku harap begitu, namun aku tak pernah yakin. -empty-


*Kau perlahan membukakan lagi pintu untukku, seakan membiarkanku masuk lalu terkurung selamanya dalam kebahagiaan. Kesempatan Kedua


*Hanya kenangan yang bisa mengisi sejarah kita berdua. Berbeda


*Masihkah kau mengingat kita yang dulu? Masihkah kau mengenal aku? Atau sudahkah kau melupakan aku? Tak Mampu Melepas


*Makna sesungguhnya cinta bukanlah kesengajaan, melainkan ketidaksengajaan. Kita terjatuh dan memang bukan itu keinginan kita. Siapapun itu nanti, kuharap dialah yang terbaik dari yang terbaik, selain dirimu. Makna Sesungguhnya


*Bagaimana bisa aku melupakan rasa sakit yang amat sangat ini? Bahkan, aku tidak yakin bisa menghilangkannya dalam ingatanku. Masih Merindu


*Maafkan aku bila aku sulit untuk melepaskanmu. Mungkin karena banyaknya kenangan dan rasa sayang yang aku persembahkan untukmu. Mungkin juga karena rindu. Tak tahu, bimbang. Kembali Bimbang


*Dan bila saja kau terus membenciku, silahkan. Aku senang karena rencanaku berjalan lancar tanpa hambatan. Permintaan Maafku


* Oh pangeran tampang, terima kasih atas rasa istimewa ini. Kumohon berilah yang terbaik untukku. Aku... menyayangimu. Cinta yang Baru


*Aku benci putih, tapi kurasa aku menyukaimu. I Don't Like White (Part 1)


*Senja mungkin tiba, namun indahnya fajar sedang menunggu. Roda


*Mereka bercanda tawa bersama dan aku kembali di serang oleh kesepian. Aku akan melangkah, mengusir jauh kesunyian, dan memperoleh pujaan hati yang baru. Belum Saatnya


*Waktu, aku berubah pikiran. Berdetaklah dengan cepat. Hingga ajalku tiba dan aku bisa menemaninya dalam surga sana. Waktu


*Sudahkah kau membenci? Kuharap begitu. Sudahkah?


*Aku, memang bukan terlahir untukmu. Kamu, memang bukan terlahir untukku. Yakinlah, yakinkan itu. Seseorang itu akan datang. Harapan untuk kembali dalam dekapanmu memang hanya harapan, tidak lebih. Berhenti Berangan



*Aku terkapar, dia, menghayati seluruh nasib yang menyapu habis keceriaan. Begitu pun dirinya. Membatu. Sulit untuk menerima dirimu yang sudah menghancurkan hatiku. Penerimaan


*Pihak keluarga mengaku bersedih. Tidak ada lagi material yang tersisa untuk sanak-saudara mereka. Hanya lembaran memori yang menyatu dalam buku kehidupannya. Mereka mengaku rela kehilangan kotak usang tersebut. Namun, tidak bagi pemilik. Headline News


*Aku kembali di kerumuni akan sayup-sayup wajahnya. Hanya ini yang tidak bisa di hilangkan. Hanya Rindu


*Cinta tak seindah yang di bayangkan. Perjuangan tak seimbang dengan apa yang ku dapatkan. Kado terindah harus aku terima. Pelajaran. Hadiah Terindah


*Masa lalu hanyalah masa lalu. Hanya bisa di kenang dan di ratapi. Aku tahu cintamu bukan aku. Aku tahu kamu bukan untukku. Jadi, aku putuskan untuk melepaskanmu dari mimpiku. Perjumpaan Dulu

Embedded image permalink

*Sampai jumpa masa laluku. Tak selamanya aku akan terus mengejarmu. Seperti sekarang ini. Tidak ada lagi aku yang terbenam dalam kepedihan. Hanya aku yang telah membuka lembaran baru. Sampai Jumpa




*Atau mungkin, aku masih mencintainya? Mencari? N.I.H.I.L


*Kristal menetes dari mata. Ibu, aku merindukanmu. Maafkan aku. Ibu


*Aku selalu sayang Ibu dan Ayah! Selamanya! Selalu Sayang Ibu dan Ayah


*Itulah saat terakhirku melihat sosok dirinya. Sedang apa dan dimana? Aku juga tidak tahu. Hanya saja, pasti dia sedang berbahagia. Kegelisahannya selalu mengejar-ngejar diriku. Hari Itu



*Untuk dirimu yang sudah menggoreskan luka di ulu hati. Terima kasih. Akhir Kata, Terima Kasih



*Namun, tunggu. Usaha ini belum berakhir. Semoga saja, aju bisa menyentuhnya. Setidaknya, tempat itu. Bukan Aku


*Lalu, siapa yang salah? Aku, kamu, atau dia? 5 Wejangan dan 1 Harapan


*Terakhir, untuk hatiku, bagaimana bisa kau terus memendam rasa yang bertepuk sebelah tangan itu? Untuk Kalian


*Sekarang, aku hanya bisa terbujur kaku disini. Meratapi semua kejadian lama yang sekarang hanya menyisahkan kenangan. Senja yang Tak Sama


*Indahnya mimpiku telah musnah, bersih. Buruknya akhir yang aku dapatkan terus menghantui. Lebatnya angin kencang memorak porandakan suasana hatiku. Menyabit semua mimpi yang pernah aku tanam. Mimpi Berganti Kenangan


*Segenang air bahagia aku persiapkan. Berharap, dia akan datang membersihkan duka yang melekat. Kau malah menumpahkan setetes air kesedihan. Menyebar, bercampur, dan menyatu menjadi duka. Tawa berganti menjadi tangisan. Hari bahagia yang berselimutkan kesedihan. Suka Berselimut Duka


*Bayangan itu masih terus terdiam disana. Mengambil seluruh perhatianku dan mencurinya. Aku tidak boleh terus meratapi nasib. Dia sudah pergi jauh dan tidak akan pernah selangkah pun berbalik ke arahku. Hanya tersisa bayangan kalut yang setia menemaniku. Teori Bumerangku


*Keberhasilan dan kegagalan hanya berbeda tipis. Tidak jauh. Berhasil Atau Gagal


*Perlahan, berusaha bangun dari kelamnya dunia cintaku. Tapi, sekarang, masih terlelap dalam pilu. Masih Terlelap


*Sayup-sayup wajahnya masih tertinggal di benakku. Tak ingin menjauh. Menyelinap ke setiap malamku dan berlarian di setiap hariku. Mengisi setiap kekosongan. Harapan yang Terselinap


*Hanya satu kata yang ingin aku eja. Berbahagialah. Tawaran dirimu untuk berpisah memang tepat. Aku tidak menyesal. Namun, jangan menyesal. Gelar buruk sudah aku cap tentang kalian. Tersadar Tentang Kalian


*Aku tidak bisa merelakan dirimu bahagia bersama orang lain. Jangan pergi, ku mohon. Selalu Gagal


*Dan, aku memilih untuk menghancurkan seluruh rasa yang ada. Menjaga erat seluruh pertemanan ini. Sehingga tetap bisa mendengar lantunan suaranya yang menyejukkan hati. Teman, Tidak Lebih


*Alhasil, aku masih terus berada disini. Di hadapan tembok kaca bening kokoh dan jarak yang memisahkan kita. Bertahan di Balik Tembok


*Beribu kata telah ku susun di dalam benakku. Memperbaiki kesalahan kata yang ada. Menyatukan isi hati yang tersimpan. Merangkainya menjadi sebuah lantunan kata yang indah. Di saat pintu terbuka lebar untuk melontarkannya, suaraku tertahan. Bak terkunci, tak ingin memuntahkannya. Membisu. Takut akan badai yang akan menghadang.. Sulit Melontarkannya


*Dambaanku, lihatlah. Aku terbengkalai. Melulur diriku dengan duka. Mulutku tidak selalu benar, namun bacalah isi hatiku. Perdebatan


*Aku kembali terlarut dalam kesedihan. Menghisap semua kelam dan menelannya. Cinta telah aku lumuri dan kau menyiramnya dengan benci hingga sirna. Aku dihentakkan oleh kenyataan. Tembok yang baru aku rakit, ambruk dalam sekejap. Tak Bisa Bebas

*Hasratku untuk bisa kembali menggenggam tanganmu belum memudar. Meski pasrah, gemuruh melodi lagu ini meningkatkan kerinduanku. Rindu Terpendam


*Lelah untuk mencinta. Letih untuk menerima semua kenyataan. Tersesat


*Cinta tidak sirna dengan sempurna. Sekali cinta, tetaplah cinta. Meski pemilik masa laluku berangsur-angsur pergi dari hidupku. Pemilik Masa Laluku


*Perasaan itu terombang-ambing. Menuju sebuah jurang yang gelap dan pengap. Terjatuh, sulit untuk bangkit. Tenaga sudah terkuras habis dan aku belum bisa bangun dari duka ini. Terjebak selamanya, untuk kedua kalinya. Terjebak, Lagi


*Bacalah, semua kisah ini aku persembahkan untukmu. Menulis Dalam Kelam


*Kerinduan ini tumbuh tak karuan. Hadir diantara kalut. Berkecamuk di setiap hari-hariku. Kerinduan yang Membuncah


*Tidak, lihatlah diriku yang sebenarnya. Aku hancur tanpamu. Kembalilah. Aku masih mencintaimu. Antara Cinta dan Benci

*Aku tidak menyangka. Tujuan terakhir ini adalah perpisahan. Aku tertunduk diatas pasir. Desir pasir segersang hatiku. Setetes dan segenang air mata meluncur. Tujuan Akhir, Padang Tandus


*Hati ini tidak memiliki energi yang cukup. Kerinduan sudah berada pada posisi teratas. Melanjutkan atau menghentikannya? Memang kita adalah teman, Tapi masa lalu tidak dapat menyusun lagi pertemanan ini. Bimbang. Tertimbun Kebimbangan



*Mimpiku, selalu bersamamu. Melupakan dirimu adalah kewajibanku. Mudah untuk dikatakan. Sulit untuk dilakukan. Menengok Mimpi


*Balas dendam bukanlah pilihan terbaik. Membiarkanmu terus berulah juga bukan hal yang baik. Kesadaran untuk memperbaiki diri adalah yang paling benar. Pecahan harga diri ini akan aku satukan sebisaku. Aku tidak tahu siapa yang salah disini. Karma seorang yang bisa menjawabnya. Pecahan Harga Diri


*Rasa itu terletak dan tertinggal pula di dalamnya. Dirimu terikat dalam pikiranku. Menjadi sebuah simpul indah yang sulit untuk aku kembalikan. Secangkir Rasa


*Kebohongan terbesarku, aku berhasil melupakannya. Kebohongan Terbesar


*Tidak ada yang abadi. Keresahan mulai terbit. Mencabut seluruh kebahagiaanku. Menanam kesedihan dan menuai air mata. Bahagia ini semakin memudar. Semakin aku berpura-pura, luka itu semakin dalam. Aku harus menghadapi kenyataan. Cinta tidak berada di pihakku. Bangkit dan Kembali Tenggelam Dalam Duka


*Sekarang, aku adalah sebuah sampah yang dibutuhkan oleh sekelompok orang yang sangat mencintainya. Seperti pemulung yang membutuhkan sampah untuk dapat bertahan hidup. Mungkin dia juga membutuhkanku untuk bisa bertahan hidup dan juga sebaliknya. Jembatan Pelekat


* "Mungkin kamu sudah tidak peduli lagi denganku. Tapi aku janji, seumur hidupku, orang yang aku lindungin itu kamu." Mimpi yang Menjadi Nyata


*Aku tidak boleh menangisi orang yang tidak pantas aku tangisi. Lautan Kenangan


*Seandainya aku boleh membuka mata ini, akan kuusap air mata itu. Akanku tenangkan hatinya. Aku tidak ingin dia menangisiku. Sayang, tolong jangan sedih. Meskipun aku tidak bisa kembali kedalam dunia ini aku akan terus mencintaimu. Carilah penggantiku. Yang lebih baik. Detik Terakhir


*Jangan terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Asalkan kalian tetap saling berbicara dan mendengarkan. Dan jangan lupa, buka pintu maaf di hati kalian lebar-lebar. Semua pasti akan berakhir indah. Balloon



*Tolong, beri aku kepastian. Kejujuran pastinya. Aku tidak bisa terus terdiam dalam posisi ini. Walau menyakitkan, tapi aku telah siapkan hati dari pertama aku bertemu denganmu karena aku tau aku akan kehilangan orang yang aku sayang. Dan sekarang mungkin giliranmu, kasih. Perempatan Rindu


*Meskipun hati ku telah dihancurkan, tapi pecahan hati ini tetap saja ingin dia. Dia, dia, dan dia. Tidak ada pria lain yang terlintas dihatiku. Pertemuan Tak Terduga


*Sudahlah, aku tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal-hal itu. Aku sekarang harus membuka tirai masa depan, menatap kedepan, menyiapkan strategi untuk masa depan, dan menghadapi pahitnya kehidupan. Aku harus berjuang, tidak boleh sampai jatuh ke jurang kegagalan tapi harus berhasil mendaki gunung kesuksesan. Masa Terindah


*Aku butuh dokter, tidak, aku butuh kamu untuk menyembuhkan sakit di hatiku. Aku butuh kamu untuk menopangku menghadapi semua ini. Aku butuh kamu untuk menuntunku ke jalan keberanian, meluapkan segala rasa takutku. Aku butuh kamu untuk mengendongku ke tempat dimana aku bisa mematahkan keputusasaanku. Aku sangat membutuhkan dirimu. Keputusasaan


*Sekarang semua sudah berbeda. Pikiran dan perasaan tidaklah selalu sama dengan kata-kata, itulah kita. Tidak ada kejujuran yang bisa dikeluarkan lagi. Cukup kebohongan saja yang lolos untuk kita masuk dan keluarkan kedalam pendengaran. Perempuan Terburuk


*Mencintaimu layaknya mencoba menenggelamkan diriku dalam lautan perih. Pikiran yang Menumpuk


*Kurasa, cinta itu memang hanya sebatas mimpi dan tidak akan menjadi nyata. Haruskah aku terus tertidur dan bermimpi agar aku tetap bisa bersamamu? Pikiran bodoh. Sebatas Mimpi



Lembar kenangan itu sudah kuremas-remas sekuat tenaga, tapi tetap saja tulisan-tulisan itu masih terbaca sedikit. Sedikit, tapi berhasil membuatku terselimuti lagi oleh kesedihan. Tik



*Aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Kurasa semua ini seharusnya sangat menyakitkan. Tapi hati ini sudah mati rasa. Meski itu rasa cinta, meski itu rasa sakit. Kau dan Perusak Itu



*Mungkin kau tidak lelah, tapi bantulah aku, aku sudah sangat lelah. Aku sudah terlalu bosan melihat bayangan wajahmu di setiap mimpiku. Kumohon, cepatlah berhenti. Pikiranku sudah ingin pecah. Sudah terlalu penuh dengan sosok dirimu. Cepatlah



*Seandainya perasaan itu tidak pernah hadir. Mungkinkah kita masih bercanda ria bersama, seperti dulu? Saling bertukar cerita dan saling bertukar kata. Membagikan keceriaan, melepaskan kegelisahan. Surat Undangan



*Bila kamu sedih, aku ikut sedih. Bila kamu senang, aku juga ikut senang. Kita akan bersenang-senang dan menangis bersama. Kita selalu berpengangan tangan menghadapi semuanya. Meski terkadang melelahkan dan menjengkelkan tapi inilah nilai indah dari sebuah kebersamaan, persahabatan. Nilai Indah Dari Sebuah Kebersamaan



*Sejarah memang tidak bisa ku ubah. Namun aku sepenuhnya percaya, kaulah yang akan membantuku melenyapkannya. Aku dan kamu akan mengisi setiap lembar masa depan dengan penuh suka cita, bukan dengan kepedihan di masa lalu itu. Kita akan memperbaikinya perlahan dengan tetesan rintik hujan yang mempersatukan kita kembali. Aku, Kamu, dan Hujan


*Aku tidak meminta banyak. Aku hanya berharap, bila kau membutuhkan seseorang untuk mencurahkan isi hatimu kau bisa mencariku. Aku akan tetap menjadi seorang sahabat untukmu. Aku akan tetap ada untukmu. Aku Akan Tetap Ada Untukmu.


*Tapi sepuluhpenari terbaik itu kembali menari-nari dalam pikiranku. Penari Terbaik


*Kenapa cinta harus hadir diantara kita, bila berujung pada perpisahan? Awal manis berakhir pahit. Tidak diinginkan oleh siapapun. Kenapa Cinta Harus Hadir di Antara Kita?


* Meskipun tahun depan akan ada jarak yang memisahkan hubungan kami, aku percaya semua ini tidak akan hancur. Jarak bukan alasan persahabatan dan percintaan menjadi retak, kan? Resep Cinta

No comments:

Post a Comment