26 April, 2014

Mantan Terindah


Bila saja mentari lupa untuk terbit, aku masih ingat akan sosokmu yang sempat menjadi bagian penting dalam hidupku. 
Bila saja mentari akan segera tenggelam, rasa itu tidak akan lenyap sepenuhnya bersama waktu.

Pikiranku sedang berlari-lari cepat. Kesana-kemari, mencari satu-dua topik yang hendak direnungkan. Bukan kurang, melainkan terlalu banyak hal yang harus diluruskan.

Pada akhirnya, sampailah pada sebuah materi yang tak sederhana. Batinku memaksa dan memerintah untuk membahasnya. Cinta. Bahkan aku tak yakin dengan definisi rasa itu sendiri. Pantaskah aku melanjutkannya?




Peristiwa itu langsung saja terlintas dalam benakku, seolah berputar lagi. Setiap detail dan kata-kata yang dilontarkan masih terekam dengan sangat jelas. Perkenalan manis yang tak terduga, percakapan awal yang cukup singkat, siapa sangka berakhir tragis dengan perpisahan. Kau meninggalkan segenang kesedihan dan seluruh harapan menghilang sejalan dengan kepergianmu.

Sudah lama aku meluapkan rasa-rasa itu. Semenjak bilah pisau yang kau arahkan ke ulu hatiku, rasa itu telah berakhir. Sepertinya rencanaku telah usai. Aku terlalu payah. Pecundang mana yang mampu bersaing denganku? Gejolak rasa meragu ini kembali merayapi diriku.

Pikiranku beralih kepada mata coklatnya, masih menjadi bagian dari kesukaanku. Lalu, sebuah simpul indah dari bibirnya. Suaranya yang jernih saat memanggil namaku. Dari situlah semua berasal, pandangan pertama mungkin.

Waktu-waktu kebersamaan kita belum aku lupakan dengan sempurna. Memang aku tak berniat untuk menghilangkannya. Tidak masalah bukan? Setidaknya, masih ada kenangan yang bisa ku simpan. Meski dirimu yang berangsur-angsur menjauh dari kehidupanku, aku akan setia menjaga memori kelam ini.

Aku pun memilih untuk terbangun dari pikiran yang mulai tak menentu ini. Tak boleh, aku tidak mungkin mengharapkannya kembali. Dia tidak akan datang meskipun disaat aku terlelap dalam tidur. Aku hanya akan menggenggam asa bila terus saja melanjutkannya.

Selamat tinggal mantan terindahku, kau akan bahagia dengan sisa rasa yang memutuskan untuk tinggal.

Embedded image permalink

2 comments: