25 June, 2014

Terjebak Dalam Cinta


CINTA
Cinta itu indah
seperti warna pelangi yang sangat terang
Cinta membuat hidup kita bahagia
karena hidup dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang

Ya
Cinta, cinta, cinta, dan cinta
Mengapa hidup itu selalu dipenuhi oleh cinta?

Aku pikir : 'hidup itu akan lebih indah, damai, dan sejatera,
jika hidup tanpa cinta.'
Tapi kenyataannya : 'hidup itu akan runyam, kacau, dan tak berarti,
jika hidup tanpa adanya cinta.'
''Kita tak dapat hidup tanpa cinta dan kasih sayang.''

Dengan datangnya cinta, kita dapat tersenyum
Tetapi, dengan kepergian cinta, membuat kita rapuh, menderita, dan menangis
Menangis, menangis, menangis, dan terus menangis

Cinta yang dapat membuat hatiku berbunga-bunga
Tetapi, cinta juga yang dapat membuat hatiku hancur berkeping-keping

Sungguh
Hati ini tak dapat bertahan, jika tanpa cinta

Cinta yang bertepuk sebelah tangan,sangatlah menyakitkan
Jika mencintai, tetapi tidak dicintai
Apalah arti hidup ini, Jika tanpa ada cinta?

Cinta yang datang dan pergi
seperti angin yang meniup dedaunan yang telah gugur dan berjatuhan

Cinta yang dibuat dengan janji-janji palsu
Sebuah janji yang tak dapat ditepati
yang hanya membuat harapan dah hayalan kosong

Cinta itu seperti sebuah senapan panah yang sangat beracun
Yang dapat menusuk bahkan mematikan seseorang
Cinta juga seperti sebuah pisau yang sangat tajam
Yang dapat memutuskan sebuah tali percintaan
yang menghubungkan kedua hati yang saling mencintai

Sebuah senapan panah yang beracun
dan sebuah pisau yang sangat tajam
dapat membuat kedua hati yang saling mencintai terbelah menjadi dua

Putus cinta
Itulah hal yang sangat menyakitkan
Seperti sebuah penyakit yang sangat sulit untuk diobati
Cinta datang dengan sangat manis dan keluar dengan sangat pahit

Walaupun seperti itu, aku akan menunggu dan akan terus menunggu
Menunggu agar cinta itu datang kepadaku
Aku akan terus menanti, hingga saat itu tiba dan menjadi nyata


2011
Author: Filbert, Helen Revina, Jevica Sasqia Layadi, Ivinni Pratiwi, Stefani

Hidup


Hidup
adalah sebuah anugrah dari tuhan
Satu Anugrah yang tidak boleh kita sia" kan

Karena hidup,

kita bisa bernafas
kita bisa bergerak
kita bisa makan
kita bisa minum
dan kita bisa melakuakn segala hal

Karena hidup

kita bisa bersuka cita
bercanda ria dengan sesama
mempunyai orang tua dan keluaga yg menyayangi kita
mempunyai sahabat yang peduli kepada kita
mempunyai teman dan guru yang baik kepada kita

dan karena hidup kita juga berduka cita

sedih 
menangis
membuat kita mundur dan putus asa

sabar dan tabahlah

Jangan cepat menyerah
Jangan cepat putus asa
Jangan cepat mundur

Tapi, Kita harus menghadapi semua cobaan itu

Hadapi dengan lapang dada
Hadapi dengan suka cita
Hadapi dengan kejujuran
Karena Tuhan itu maha adil
Semua cobaan itu pasti akan berakhir dengan kebahagiaan, jika kita selalu berusaha dan percaya kepada Tuhan


Stefani, 2011

Aku


Aku
aku adalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan

manusia yang rapuh
yang kapan pun
dapat meneteskan air mata

manusia yang memiliki kehidupan
dan warna yang berbagai macam
yang selalu diliputi suka dan duka

kesenangan membuatku tersenyum
kesedihan yang membuatku menjadi lebih tegar
dan sebuah masalahlah yang menjadikanku lebih dewasa

inilah hidupku
hari-hari ku lewati dengan senyuman
disaat sedih maupun senang

aku adalah aku
dan kamu adalah kamu
aku tidak dapat berubah menjadi kamu
dan kamu juga tidak akan dapat berubah menjadi aku

inilah aku apa adanya
yang tak akan dapat berubah
menjadi orang lain

2011
By: Helen Revina, Jevica Sasia Layadi, Ivinni Pratiwi, Stefani

20 June, 2014

Seorang Gadis


Disebuah laut yang kehilangan birunya, ombak dan arus saling berkombinasi memecah karang. Angin laut mengacak rambut hitamku yang sudah ditata rapi. Aku seorang diri duduk di hadapan mentari yang mulai menampakkan wujudnya. Semburat cahaya jingga menyilaukan berhasil menarik perhatianku. Tak ada yang lebih menyenangkan selain menghibur diri, disini.

Aku seorang gadis yang senantiasa merindukan datangnya kebahagiaan. Bulatan sinar ini berhasil menyetorkan sedikit banyak ketenangan dalam batinku. Aku seorang gadis yang haus akan kehangatan cinta. Namun,belum terbersit sekalipun untuk kembali jatuh. Benar adanya bila aku belum merelakan. Terlampau takut untuk membebaskannya.

Menunggu Untuk Apa?

'Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh' -Kahlil Gibran



Cinta berwujud indah, namun terlalu liku untuk kita lalui. Bersama menerjang badai, menggenggam seonggok kesetiaan. Katamu, aku begitu berharga bak emas dua puluh empat karat.

Disela waktu luang, kau sempatkan untuk menengok emasmu. Membelainya dan menikmati kilaunya senyumku. Hingga suatu sore yang belum larut, aku manggut-manggut saja saat kau meminta untuk menunggu.

"Menunggu untuk apa?" Tanyaku.

13 June, 2014

Satu yang Telah Tiada

Ada satu yang terus menyemangati. Ada satu yang senantiasa menemani. Ada satu yang tak berhenti menghibur. Hanya satu, yang telah tiada.


Aku mencoba menggelabui kenyataan. Melukis sebuah cerita nan indah antara kau dan aku. Menghancurkan takdir yang seakan tak berkenan. Menyusun sebingkai lagi. Yang elok di pandang, berkesan di kenang, dan tersentuh 'tuk di rasakan.

Apa ini yang selalu dipuja banyak orang?
Apa ini yang senantiasa membuat kami semua terlena?
Apa ini cinta, yang ku akali dengan berjuta strategi?

Semua ini mengujiku.

Tubuhku gemetar. Keletihan telah menjalar disetiap inci rangkaku. Aku menahan hasrat untuk berbalik. Jangan, mimpi ini tak boleh kandas. Aku oleskan lagi setebal mungkin keceriaan pada wajahku.


Seberapa jauh lagi ujian waktu ini harus ku arungi?
Tak adakah takdir yang lebih indah?
Apakah takdir teledor menentukan arah?

Beberapa kali pun aku mengelak, hanya ada asa yang diperoleh. Aku pun cukup berhak merendam tangis.

Ditemani sebatang pelita harap, aku menanti tadirku dengan dia, satu yang telah tiada.

10 June, 2014

Kisah Buram


Saraf pusatku tertindih. Mengerang kesakitan atas kenangan indah yang terbalut. Mereka, berbondong-bondong mampir mencoba menenggelamkanku. Mengembalikan sebuah ingatan yang terlalu kuyu.

Aku mendambakan sebuah akhir yang mengundang haru. Menginginkan kehangatan kasih diantara kita. Menghidangkan khayalan yang semestinya terwujud. Yang akhirnya, hanya seribu penyesalan yang tetap bertahan

Kita, yang sepantasnya bersama, hanya mampu mengarungi setiap ombak yang datang tanpa menekuni hikmat yang ada.