20 September, 2014

Sepucuk Surat Untukmu


Hai, apa kabar? Lama tak jumpa atau bertegur sapa mungkin? Masih bersarangkah namaku disana? Aku sudah menyudutkan semua pertanyaan yang datang tanpa izin.

Surat ini dituliskan khusus demi menyampaikan sebuah cerita. Kusut memang, namun biar kuluruskan untuk kau pahami. Jangan menyela, kisah ini tak seberapa panjang.

Sederhana saja. Ini mengenai perasaan. Sebuah keadaan dimana jantungmu bertingkah tak karuan dan paru-parumu lupa bagaimana cara mengambil oksigen. Anehnya, tak ada rasa tersiksa di balik gejala itu. Melainkan tersusun berbagai rangkaian peristiwa dengan rapi dalam ingatanku. Indah.

Mungkin kamu akan bertanya-tanya mengapa gejala itu datang. Tapi percayalah, aku juga melakukan hal yang sama.