11 September, 2018

Berdamai

Mencintai seseorang memang tidak semudah itu,
entah berapa kali kau harus terluka,
jatuh bangun merajut cinta.

Mungkin memang terasa berat,
terutama ketika dirinya hanya terdiam,
membisu tidak mampu menjawab setiap kata yang kau utarakan.


Sungguh aku paham,
tapi mungkin itu sudah lebih dari cukup bagimu.
Kau dengan bangganya mengatakan sudah bisa melukiskan sebuah lengkungan disudut bibirnya.
Namun bagaimana dengan hatimu?
Apakah dia bahagia dengan hasil yang dia dapatkan?
Apakah setimpal dengan semua niat ketulusan yang kau miliki?

Tidak!

Jangan salahkan orang itu,
Dia hanyalah seseorang yang tidak sengaja kau berikan hati kepadanya.
Dan kau?
Ya hanya seseorang yang kebetulan pernah mampir mengetuk pintu,
sebentar,
begitu singkat hingga tak ada sedikitpun usaha yang menyentuh hatinya.

Kau berusaha meneguhkan hati,
mencoba mencari jalan keluar,
hendak menyembuhkan luka yang teramat dalam ini.

Satu-dua langkah kau pijakkan,
menjauh dari kehidupannya,
memilih untuk mundur.

Diujung sana,
masih tersimpan keinginan kecil untuk bisa membahagiakannya.

Tidak,
kau tidak boleh kembali.

Satu-dua langkah lagi kau pijakkan,
mengubur dalam-dalam semua impian yang pernah kau buat.
Dan kembali,
sosok wajah itu masih tergambar dengan jelas didalam hatimu

Perlahan,
kau mulai melupakannya.
Semakin lama perasaan itu kian memudar,
dan kau sudah mulai terbiasa,
berdamai dengan masa lalu,
berbahagia.



28 Agustus 2018
Stf

03 August, 2018

Hanya Sebuah Ungkapan Hati

Siapa sangka orang yang dulu begitu mencintaimu, menjauh seakan tak tahu apa-apa.

Mungkin beginilah cara cinta bekerja.
KEJAM.
Tak memikirkan sedikitpun perasaan orang-orang yang menjalaninya.
Ataukah bukan cinta yang kejam?
Tapi orang-orang egois yang begitu haus akan kasih sayang.

Memutar-mutar diriku dalam sebuah siklus yang bahkan tidak ku ciptakan, namun sulit untuk kuhindari.
Dan kini, aku kembali masuk dalam masa-masa dimana aku patah hati lagi.

Aku mengejar apapun yang bisa membuatku nyaman dan bahagia.
Menyimpan segala kenangan -pahit, manis, hambar, apapun- yang bisa membuatku belajar, bertahan, dan terlepas dari siklus ini.

Namun,
mengapa sampai saat ini sulit bagiku untuk melepaskanmu?
Merelakan sesosok lelaki yang telah mengolok-olok diriku, memaksaku untuk pergi dari kehidupannya.

Siapa yang meminta dirimu untuk datang ke kehidupanku dan memasukinya?
membagikan kebahagiaan dan canda tawa untukku?
atau menciptakan sebuah hubungan yang malah kau hancurkan sendiri?

Siapa pula yang mau menciptakan, namun merusak hasil karyanya sendiri?!

Satu.
Dua.
Tiga.
Empat bulan berlalu tanpa satu hari pun yang terlewatkan tanpa memikirkanmu.

Apa kau juga memikirkanku sebagaimana aku memikirkanmu?
Apa kau sudah bahagia bersama yang lain, mengubur dalam-dalam kenangan yang sudah kita lewati bersama?
Sanggupkah aku melihatmu bergandengan tangan dengan wanita lain?

Maafkan aku.
Sungguh.
Aku tak pernah berharap ini akan terjadi.
Tapi sejak kapan sesuatu berjalan sesuai dengan harapanmu?

7 Juni 2016

Stf

01 August, 2018

Seakan Baru Kemarin

Ada sepotong waktu yang enggan ku hapus dari ingatanku.
Ada sepotong waktu yang begitu ingin ku lenyapkan, namun aku tak berdaya.

Seperti sepotong waktu itu.
Ketika hal yang tak pernah ku bayangkan akan terjadi, terjadi begitu saja dengan mudah.

Kau membuat mulutku kaku.
Tak berdaya mengucap sepatah-dua patah kata.

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Ketika amarahmu yang selama ini kerap kau sembunyikan,
diluapkan,
tanpa berpikir itu akan menyakitiku.

Aku terkejut.
Terlebih lagi belum pernah ada seseorang yang memarahiku,
atau mendiamkanku,
sampai sebegitunya.

Ataukah,
diriku terlalu berlebihan mengambarkannya?

Namun ingatan itu masih terasa segar.
Seakan baru kemarin,
kau membuat air mataku menetes begitu derasnya.

Seakan baru kemarin,
kau membuatku tertawa terbahak-bahak dengan seluruh leluconmu.

Seakan baru kemarin,
kau memberiku setangkai mawar dan sepucuk surat merah.

Seakan baru kemarin,
kau berkata "aku mencintaimu, sepenuh hatiku".

Semua ini seakan-akan hanyalah sebuah mimpi -entah buruk ataukah indah- yang pernah terjadi didalam hidupku.

Jadi, apa yang sebaiknya aku rasakan?
Benci?
Bahagia?
Atau apa?


14 Desember 2016.
Dikala itu kita masih bahagia,


Stf

31 July, 2018

--5

Kemanakah dirimu sewaktu aku jatuh sakit dan membutuhkan perhatian?
Kemanakah hatimu sewaktu aku menawarkan bantuan dan kau tolak mentah-mentah?
Kemanakah hatimu sewaktu aku meminta penjelasan dan kau jawab dengan amarah?
Jadi begitukah rupamu yang sebenarnya?
Yang hanya mampu duduk terdiam lalu meluapkan emosi kepadaku?
Yang hanya mampu mengeretak kemudian meninggalkanku dalam isak tangis?
Beginikah akhir cintaku yang kupikir bahagia bersamamu?


2016
Stf

30 June, 2018

--4

Bila ada seseorang yang datang memberikan harapan kepadamu,
lalu kau perlahan mulai memiliki perasaan.
Satu-dua hari kau dikecewakan.
Jadi, siapa yang salah?
Orang itu?
Atau kamu?

Juni 2018
Stf

25 June, 2018

--3

Entah mengapa aku merasa yakin.
Setiap wanita pasti ingin dilihat oleh kekasihnya ketika berada di atas panggung,
atau mungkin siaran langsung.
Sama halnya dengan diriku.

Apa kau pernah melakukannya?

Juni 2018
Stf

24 June, 2018

Bagaimana Jika

Bagaimana jika seorang manusia terlahir tanpa memiliki rasa penyesalan?
Hanya tertawa seakan tidak pernah ada satu pun masalah yang datang.
Apakah hidup akan menjadi lebih tenteram?
Atau malah sebaliknya?

Juni 2018
Stf

16 June, 2018

--2

Bayang wajahmu masih terasa nyata.
Seakan dapat ku gapai, namun berujung asa.
Apa ini yang namanya cinta?
Mungkin sempat terasa manis, tapi bahagiapun tidak bisa.

Juni 2018
Stf

01 June, 2018

--1

Terkadang,
aku menunggu janji kecil yang pernah kau ucapkan.

Katanya,
"kita akan makan bersama, tapi tiga bulan lagi, tunggu saja."

Sungguh,
aku menunggu.

Namun,
siapa sangka bulan depan kau sudah menjauh seakan tidak mengenal diriku?


Mei 2018
Stf

31 May, 2018

Wajahnya.

Wajahnya berusaha dijelek-jelekan sehingga aku menjadi tertawa.
Wajahnya terlihat manis ketika tersenyum melambaikan tangan.
Wajahnya sumingrah mendengarkan setiap kisah yang ku ceritakan.
Wajahnya panik melihat ku mengeluh karena kesakitan.
Wajahnya merah padam ketika diriku hanya meminta dia untuk tetap tinggal.

Mei 2018
Stf

Siap?

Banyak orang bilang, "bukalah hatimu, jangan dibiarkan tertutup terus."
Tapi aku saja masih tidak percaya bila ada seseorang yang mau berusaha membuka pintu itu.

Apa masih ada orang yang senantiasa siap membentangkan tangannya untuk memberikan pelukan terhangat?
Atau yang tidak sungkan sekadar membagikan cerita konyol yang terjadi tadi pagi?

Bahkan aku tidak tahu kapan bisa siap menerima seseorang yang mungkin saja telah masuk kedalam hidupku.

Mei 2018
Stf

22 April, 2018

Pesan yang Takkan Tersampaikan

Hatiku berkata, bahwa kau tidak akan pernah membaca suratku ini.
Jika kau membaca surat ini, itu berarti kita berpisah lagi.
Maafkan aku.
Aku memang wanita yang selalu merepotkan pria.
Tapi, aku akan selalu duduk di sini, dan bertanya, bagaimana kabarmu?
Tapi, kau tak akan bisa menjawab pertanyaan itu.
Jarak kita mungkin sangat jauh sekarang.
Maaf, karena aku tidak bisa melepaskanmu, meskipun aku tahu apa yang menghalangi kita.
Maaf, karena aku masih ingin memelukmu dengan sepenuh hati.
Tapi, aku masih menyesal tak menggenggam tanganmu erat dan tak memelukmu dengan erat.
Maaf, karena aku masih mencintaimu.
Jadi, bagaimana ya nantinya?
Apa kita bisa bertemu?
Atau kita akan berpisah lagi?

Dikutip dari Drama Korea, "Descendants of The Sun"


Apa lagi?

Apa lagi yang bisa diharapkan ketika cinta yang sudah lama bersemi akhirnya berguguran dengan kesedihan?
Apa lagi yang bisa dinantikan ketika setiap pesan yang terkirim hanya berakhir pada kekosongan?
Apa lagi yang bisa dikenang ketika setiap memori yang teringat hanya menyisahkan luka yang mendalam?
Apa lagi yang ingin kalian rasakan ketika hanya tersisa bongkahan-bongkahan hati yang enggan disatukan?

Inilah cinta.
Siapapun pasti merasakannya.
Mungkin belum sekarang, tapi akan.


April 2018
Stf

18 February, 2018

Dia Bernama Rindu

Semua ini mungkin tak lagi pantas untuk kutuliskan.
Hanya tersisa ingatan-ingatan manis dan tak ada satupun cerita yang bisa terus ku banggakan.

Aku tidak bermaksud untuk mengungkit kejadian masa lalu.
Namun hati kecil ku terus berusaha untuk membawaku kesana.
Menenggelamkanku kedalam lautan kenangan yang entah menyenangkan atau sebaliknya.

Lihat.
Kau tersenyum manis.
Menyapaku dengan begitu ramah, hendak memeluk.

Kau berkata, "aku masih mencintaimu."
Dan seketika aku terbangun.

Benar, dia bernama RINDU.


Stefani
Februari 2018