20 June, 2015

Mencinta Dari Kejauhan

Jarak bukanlah halangan bagi cinta yang penuh angan. Jarak hanyalah tantangan untuk membantu mempererat hubungan.

Kisah ini menceritakan aku dan dia yang saling mencinta dari kejauhan.

Rindu kian berkicau mendambakan pertemuan. Aku ingin menghapus rindu yang terus membuncah ini, dan jarak mematahkan impianku.

Aku duduk termenung membayangkan rupa wajahmu yang sudah lama tidak kutemui. Melantunkan satu-dua lagu mengenang cerita yang telah kita rajut bersama.


Lihatlah kedua muda-mudi itu, bercanda tawa menguraikan kebahagiaan. Lelaki itu merangkul dan memberikan kecupan di kening sang gadis. Kekasihnya memeluk manja, seolah takkan melepaskan pujaan hatinya itu.

Lelaki itu tiba-tiba berdiri melepas rangkulannya. Ia berbalik sebentar, kemudian mengeluarkan sekuntum mawar merah. Sang gadis terharu dibuatnya. Diraihnya tangan sang gadis dan mengecupnya lembut. Lantas, memberikan bunga mawar yang baru dibelinya tadi pagi.

Semua orang bisa melihat dengan jelas, bulir-bulir air meluncur dari mata sang gadis. Bukan karena lelaki itu melukainya, tetapi justru karena ia yakin ia telah menemukan lelaki yang tepat. Lelaki yang bisa menjadi sandarannya saat dirinya lelah. Lelaki yang bisa menghandirkan warna dalam kehidupannya. Lelaki yang berada disampingnya, yang tengah mengelus rambutnya.

11 June, 2015

Untuk Kamu

Ini aku, orang yang pernah singgah dihatimu.
Ini dia, seseorang terkasih yang amat ku sayangi.
Kamu? Hanya sebagian dari masa laluku yang telah usang.



Tidak, takkan ada lagi isak tangis untukmu. Masa itu telah melewati batas waktunya. Aku hanya akan menyisakan sebuah rongga dimasa laluku. Selebihnya maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tak berdaya untuk mengatur itu semua.

Perkenalkan, ini cinta yang sudah membaik. Semua dendam dan dengki berhasil ku lenyapkan sepenuhnya. Rasa iri yang pernah mengakar, perlahan layu termakan waktu. Bagaimana denganmu? Aku bisa memperbaiki segalanya bersama dengan cinta yang kian mekar.



Kenangan itu terselinap diantara pikiran yang sunyi. Aku lekas meraih dan membersihkannya dari debu-debu yang bertebaran. Samar-samar aku melihat bayang dirimu yang pernah tulus mencintaiku. Tapi itu semua tidak abadi. Kau bisa melihat dirimu -mungkin sama dengan diriku- yang akhirnya jatuh cinta kepada yang tak terduga. Ingatan itu perlahan memudar hingga mampu tergantikan oleh semburat-semburat kebahagiaan.

"Aku bukannya melupakanmu, hanya saja aku terlampau bahagia bersamanya untuk berusaha mengingatmu lagi."

Sekian lama aku bersembunyi dan kembali dengan segenggam kebahagiaan. Mungkin kamu adalah bagian dari masa laluku, dan semoga dirinya adalah bagian dari masa depanku
Aku mencintanya, sangat.


Untuk kamu,
Aku berhasil!