21 January, 2014

Tersesat

Alkisah, cinta selalu memberikan nuansa kebahagiaan. Merasuki hati siapa saja yang merasakannya. Begitu pula seharusnya dengan diriku. Namun, Dimana kebahagiaanku? Yang aku dapat hanyalah sebuah pedih., pahit. Semua orang berhak menertawaiku, termasuk kamu. Penderitaan ini adalah panggung hiburan untuk kalian. Aku hanya bisa terus bergulat dengan air mata. Jangan, jangan menetes.

Lelah untuk mencinta. Letih untuk menerima semua kenyataan. Cinta ini tidak boleh berada disini. Tersesat, tak tau dimana singgasananya. Bantu aku untuk menemukan arah. Aku terus meletakkan hati kecilku yang sudah terluka diatas telapak tanganku. Meminta pertolongan kepada semua orang. Merintih, memerlukan belas kasihan.


Tak berhenti, berjalan lurus kedepan. Mencoba mencari sebersit cahaya matahari. Dan, yang berhasil aku temukan, hanya ukiran wajahmu.

No comments:

Post a Comment