04 January, 2014

Keputusasaan


Kamu bisa melihat senyuman yang terpancarkan diluar diriku, tapi kamu tidak bisa melihat sebuah keputusasaan yang ada dalam diriku. Keputusasaan yang tidak pernah aku bayangkan jika akan hadir dalam hidupku. Hal itu sudah membeku dan sulit untuk dicairkan.

Semuanya hanya menyisahkan luka yang amat sakit di lurung hatiku. Terlalu menyakitkan, lebih sakit dari apapun. Angin bertiup sepoi-sepoi di lingkungan rumahku, sedangkan angin kencang memorak-porandakan lingkungan hatiku.

Terlalu banyak hal yang berhasil aku korbankan untuk semua ini. Kamu tahu, seorang yang amat sangat aku sayangi, hanya kamu. Dan bodohnya aku berhasil mengikutsertakanmu dalam pengorbananku.

Aku tidak tahu-menahu semua yang benar-benar terjadi diantara kita berdua, yang hilang tanpa jejak. Aku tidak ingin memberikan sebuah kisah buruk dalam buku kehidupanmu dan kehidupanku. Aku ingin menyelesaikan semuanya, semua keprihatinan dalam hatiku. Tapi kekuatanku terkubur disuatu tempat yang jauh.

Aku terlalu lemah, hatiku tidak bisa disembuhkan dengan waktu yang singkat. Aku terlalu takut, sebuah mimpi buruk pernah mengusik tidurku. Aku sangat tidak percaya, kenapa ini harus menimpaku. Aku kehilangan begitu banyak keberanian untuk menghadapi semuanya. Aku benar-benar sudah putus asa untuk memperbaiki semua kesalahan yang ada.

Aku butuh dokter, tidak, aku butuh kamu untuk menyembuhkan sakit di hatiku. Aku butuh kamu untuk menopangku menghadapi semua ini. Aku butuh kamu untuk menuntunku ke jalan keberanian, meluapkan segala rasa takutku. Aku butuh kamu untuk mengendongku ke tempat dimana aku bisa mematahkan keputusasaanku.

Aku sangat membutuhkan dirimu.

No comments:

Post a Comment