04 January, 2014

Perempuan Terburuk


Nama itu terlontarkan lagi dari mulutmu. Telingaku sudah panas mendegar nama itu. Memang aku tidak terlalu senang mendengar nama itu dan aku berusaha tidak mendengarnya, tapi kau memancingku. Dan aku mulai penasaran dengan kalian berdua. Tidak, tidak, aku tidak boleh ikut serta dalam urusan kalian berdua.

Aku sudah membulatkan tekadku untuk menerima semuanya. Kamu tidak akan pernah kembali menjadi kamu yang dulu dan kita tidak akan menjadi kita yang dulu. Kita yang selalu bertukar cerita setiap hari. Aku, terperangkap lagi dalam kenangan.

Sekarang semua sudah berbeda. Pikiran dan perasaan tidaklah selalu sama dengan kata-kata, itulah kita. Tidak ada kejujuran yang bisa dikeluarkan lagi. Cukup kebohongan saja yang lolos untuk kita masuk dan keluarkan kedalam pendengaran.

Dia memang bukan milikmu dan kamu memang bukan miliknya. Tapi aku sudah sangat-sangat tidak ingin melihat, mendengar, mengucapkan, ataupun merasakan lagi hawa-hawa kebersamaan kalian. Cobalah sebut nama itu lagi bila kamu ingin mengores hatiku dan menaikan tingkat emosiku. Nama itu sudah tercatat sebagai perempuan terburuk dalam daftar nama orang yang pernah ku kenal. Karena berhasil mengunting tali percintaan kita.

You have to make he happy.

No comments:

Post a Comment