01 February, 2014

Mimpi Berganti Kenangan


 

Dahulu, ada satu hal yang sangat aku idamkan. Aku menggantungnya setinggi mungkin. Menumpuk tiap hal yang bisa membantuku menggapainya. Senyuman selalu tertarik di bibir tiap kali membayangkannya. Pasti keceriaan akan mengikat kita nantinya. Aku menunggu hingga saatnya tiba, berada dalam dekapanmu.

Perkenalan membuat aku dan kamu bisa bersama sejauh ini. Menempuh perjalanan panjang yang melelahkan. Berceloteh, mengiangkan tawa, menyuburkan cinta, menawarkan semua masalah hingga waktu mengantar pada tujuan terakhir.

Tak ada yang tahu apa yang akan di temui di ujung sana. Tentu saja ingin menyentuh kebahagiaan. Benar. Sekarang, bukan lagi aku dan kamu melainkan kita. Kebahagiaan meliputi kita berdua. Kita mengatur akhir bahagia di balik pelangi. Berawal dari mimpi dan membawa kita hingga berada di sini.

Ketentraman belum mendatangiku. Kegelisahanlah yang selalu menjenguk tiap waktu. Takut di buang, takut di khianati. Memetik pemahaman yang tertera di benaknya. Aku tahu hal yang buruk sudah tertanam di hatinya. Namun, entahlah, aku tidak bisa mengerti.


Pelangi kita, yang sekarang menjadi milikku, luntur. Membasahi dirinya yang bergandengan tangan bersama wanita idamannya itu. Awan kabut memenuhi relung hatiku. Menghujani pikiranku dengan beratus-ratus kenangan.

Indahnya mimpiku telah musnah, bersih. Buruknya akhir yang aku dapatkan terus menghantui. Lebatnya angin kencang memorak porandakan suasana hatiku. Menyabit semua mimpi yang pernah aku tanam.

No comments:

Post a Comment