09 February, 2014

Akhir Kata, Terima Kasih



Hal yang sangatku jaga dari dulu ini ku pinjamkan untukmu, pangeran. Berbagai kalimat yang kau lontarkan menggetarkan gendang telingaku dan semakin memantapkan rasa percaya yang ada. Kau mendekapnya, melemparkan cium, dan menghanturkan kata manis, selalu.

Sampai pada hari itu tiba, aku menagih seluruh ucapanmu. Ingin melihat apa yang terjadi dengan hatiku. Betapa terkejutnya aku, darah dan air mata berlinang di permukaan. Perban menutupi kulit merah mudanya. "Maaf," hanya itu yang keluar dari mulutmu. Lalu kakimu melangkah jauh. Tanganmu mengambil sahabatku. Menculiknya, mengikatkan sebuah benang jalinan jodoh yang terkutuk.

Ternyata, cinta itu buruk. Dia lebih kejam daripada seorang pembunuh. Aku menuang air susu dan menyuguhkannya untukmu. Sedangkan kamu, membalas menhujaniku dengan air tuba. Rupamu mungkin baik, namun isinya lebih busuk dari apapun. Permainan ini berakhir. Game over, prince.

Dusta bila aku berkata aku bisa tegar. Dosa sudah tercatat dengan tebal.  Inilah salah satu cara aku bisa mematangkan kerelaanku. Bukan sahabat namanya bila membicarakan hal yang bersifat umpat dibelakangnya. Ku biarkan angin berhembus dan membawa jauh seluruh pilu yang tertuju untukku. Maaf sahabat, sementara waktu, biarkan aku sendiri.

Kristal garam kabur dari mataku dan berlari menuju pipi. Tangan sesegera mungkin menjemput dan menyembunyikannya. Salah, kristal ini lebih berharga dari sosok sepertimu dan cinta busuk yang kau sajikan. Dirimu hanyalah salah satu dari sekian pemulung cinta yang ada, bukan pangeran tampan dari setiap negeri dongeng. Mengumpulkan semua wanita lalu meninggalkan setumpuk kisah menyakitkan. Pangkatmu tidak akan naik lagi.

Terima kasih, engkau berhasil mengajariku betapa pentingnya menjaga setiap hal yang kumiliki. Juga, karena telah menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya. Faktanya, orang yang paling kau cintai bisa menjadi nomor satu dalam hal menyakiti dirimu.

Ini, ada sekotak hadiah untukmu. Sebentar lagi ia akan merasuki kehidupanmu. Karma tidak tertidur, hanya belum menampakan diri. Dia masih bersembunyi di balik kotak. Jangan membukanya, dia akan terbuka sendiri. Selamat menikmati, pangeran palsu!

Untuk dirimu yang sudah menggoreskan luka di ulu hati. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment