01 March, 2014

Waktu

Kau berdetak perlahan, kurasa terlalu cepat. Memakan orang yang aku sayang ke dalam kenangan. Jangan berdetak terus. Berapa lama lagi aku akan menjadi sendiri? Di tinggal oleh dia yang sudah berbeda alam.


Bisakah kau kembali ke waktu yang dulu? Aku masih ingin menjumpai raut bahagianya itu. Masa terindah yang sudah lenyap di telan olehmu, waktu.

Dirinya disana dan aku disini. Tidak akan pernah bisa lagi menjadi satu. Duniamu dan aku pun sudah berbeda. Mungkin kau bisa melihatku dan aku tak mungkin. Hanya selembar foto usang yang bisa ku tatap.

Bisakah kau berhenti berdetak? Aku takut terus terpuruk oleh kepergiannya yang mengenaskan itu. Seandainya saja bencana itu tak pernah terjadi.

Rindu ini terus menyiksa diriku. Air mata terus berlinang. Kelamnya kenyataan memaksaku terdiam. Inikah bahagia itu?

Angan-angan ini tidak boleh bertambah tinggi. Sulit untuk bangkit bila aku terjatuh. Dan apa yang bisa aku perbuat? Aku sudah terpelosok ke dalam sudut bawah tanah. Kesedihan masih menggerogoti diriku.


Waktu, aku berubah pikiran. Berdetaklah dengan cepat. Hingga ajalku tiba dan aku bisa menemaninya dalam surga sana.

No comments:

Post a Comment