08 March, 2014

I Don't Like White (Part 1)

"Aku benci putih, tapi kurasa aku menyukaimu."


Surat yang begitu di tunggu akhirnya tiba tadi siang. Betapa terkejutnya diriku mendapatkan seorang pengantar surat di ujung rumah. Ku baca surat ini dengan serinci mungkin. Ku catat dengan betul waktu dan tempat pelaksanaanya. Sungguh aku ingin acara itu cepat di selenggarakan.

Sebisa mungkin aku mengerjakan tugas-tugas yang ada sehingga tak ada satu pun halangan ketika aku berada di sana. Tidak ada yang boleh membuatku tidak nyaman berada di sana. Harus bisa menikmati seluruh waktu yang sangat jarang aku dapat itu.

Waktu terasa begitu lama. Padahal sebenarnya dia terus bergerak dalam hitungan yang sama. Hanya saja aku merasa terlalu lama untuk menunggu. Aku sudah terlalu lama memendam rasa rindu akan masa sekolah di SMP. Canda, tawa, air mata yang berlinang di sana dan semua memori baik kelam maupun tidak masih tersusun rapi. Bahkan sangat rapi.

Tiga bulan lagi dan itu masih sangat lama. Bisakah aku mempercepat waktu? Tentu tidak. BAiklah, aku tidak ingin memikirkannya lagi. Saat itu akan segera tiba. Kuharap aku mampu, harus.


Aku masih duduk bersandar di teras rumah. Menikmati waktu istirahat yang tersisa sebelum aku melanjutkan tugas-tugas yang tak kunjung selesai itu. Aku mencoba menutup mata dan membiarkan keheningan menguasai seluruh ruangan ini.

Biasanya aku tak cepat merasa lelah. Semangat terus membara dalam diriku. Semakin membara, kian hari, daya tahan tubuhku semakin berkurang. Kesehatan tubuhku terus menurun. Hingga aku sulit menahan keletihan yang cepat datang. Aku kesulitan untuk melanjutkan tugas-tugas yang masih berserakan diatas meja. Bagaimana bisa aku menyelesaikan tugas ini bila situasi dan kondisiku seperti ini? Tapi, aku tidak boleh gagal datang ke acara itu.

Aku memutuskan unutk bangkit berdiri dan melanjutkan tugas ku itu/ Namun, perlahan keseimbangan tubuhku mulai lepas dariku. Aku berusaha bersandar pada tembok dan berjalan melangkah menuju pil-pil yang terkutuk itu di dapur. Dan, sebelum aku berhasil mengambilnya, kesadaranku mulai menghilang.



To be continued...

No comments:

Post a Comment