Tangan ini terus bergerak. Menempelkan sebatang pensil dan mengoyangkannya. Berusaha menggoreskan sepatah kata untukmu, diatas lembaran kertas lusuh ini, didalam buku perjalanan cintaku. Mulutku belum sanggup menyampaikannya. Meski satu per satu luka terus terukir, aku enggan berhenti. Aku tetap menulis seakan-akan kau membacanya. Ibarat menanam kembali semua kejadian yang pernah kita lewati bersama. Pikiranku mendukung tindakan ini. Dia mendorong tanganku untuk bergerak secepat yang dia bisa. Di satu sisi, aku ingin melepaskanmu dari benakku. Namun, di sisi yang lain aku membutuhkanmu. Demi menulis, demi mencapai cita-citaku, tetaplah tinggal di dalam hidupku. Aku ingin menuangkan semua kisah yang bisa aku tulis ke dalam sebuah cerita. Sebuah kisah, seribu kenangan. Maafkan aku bila aku terus mengungkit masa lalu. Aku hanya ingin mengabaikannya. Membuatnya menjadi sebuah permata, sebuah bibit untuk bisa memetik impianku.
Bacalah, semua kisah ini aku persembahkan untukmu.
No comments:
Post a Comment