Setidaknya itu adalah kalimat pembuka yang cukup menyenangkan. Ratusan jam sudah berlalu dan sekarang aku kembali. Aku datang memadatkan sekian cerita. Meraciknya dengan bumbu penuh cinta. Dan menyajikannya untuk mereka yang meminta.

Siapa dia? Aku belum mengenalnya, setidaknya beberapa waktu lalu. Kami dulu hanya sepasang remaja yang saling menyembunyikan identitas. Menyimpan cerita dalam diri masing-masing dan enggan untuk berbagi. Lagipula, untuk apa aku angkat bicara? Apa peduli dirinya tentangku?
Lalu siapa yang bisa mengira orang yang tidak di kenal sekarang menjadi berharga?
Waktu memang akan memperjelas segalanya.
Suatu saat, dia menunjukkan lengkungan dibibirnya. Manis, mungkin gula pun kalah dengan kemanisannya. Aku diantarkan pada keadaan yang tenang dan damai.
Jarak kami hanya terpaut beberapa jengkal. Ah, mengapa dia gemar sekali tersenyum? Aku bisa terus menatap dirinya jika dia tetap seperti itu. Aku mencoba menelaah maksud senyuman itu. Adakah cinta didalamnya? Adakah rasa yang sama di balik tawa renyahnya?