Tiada lagi hal yang patut aku takutkan, kau sudah bahagia dengan kepergianku yang tak lagi pantas berada disisimu. Kabar itu memang seakan merapuhkan hatiku yang sudah tak berbentuk lagi. Dan kau semakin menambah luka yang sudah dirasakannya jauh hari. Meskipun pahit, aku tetap akan menanggung semua resiko.
Bagaimana mungkin aku bisa merelakannya untuk terluka kali? Hatiku terasa terkoyak-koyak seiringan dengan air mata yang terus membasahi pipiku. Aku tidak ingin menyakitinya lagi. Aku bahkan tidak bisa berhenti melakukannya.
Memang pernah ada harapan yang muncul, tapi aku tidak ingin memberikan kepercayaanku dengan total. Semakin aku berharap, aku semakin mendapatkan tekanan yang dahsyat. Aku tak mengerti dengan apa yang menimpa diriku. Semoga saja penderitaan ini cepat berakhir.
Dan ini, adalah langkah yang tepat. Aku akan kembali belajar untuk merelakanmu. Tidak akan ada hasil yang ku peroleh bila aku terus terdiam memandangi sosokmu yang tak akan mengingatku. Apa gunanya diriku dimatamu?
Apapun itu, aku harap itu adalah jalan yang terbaik.
No comments:
Post a Comment