Ia akan menuntunmu menuju kebahagiaan yang sesungguhnya.
Cinta terasa asing saat aku memandang rupa wajahmu yang tercetak diselembar foto. Senyummu masih sama seperti senyum yang senantiasa kau hidangkan untukku dulu. Namun rasa yang kerap ku sembunyikan, sudah lenyap tak bersisa. Kita hanyalah dua raga yang
Katamu, cinta yang kau miliki teramat tulus dan selalu tertuju untukku.
Kataku, itu hanya sebatas omong kosong.
Aku bak berada di posisi yang serba salah. Banyak orang yang memberiku nasihat seperti hendak mendukungnya, "Kamu harus bisa memercayai orang yang kamu sayang." Lalu apakah aku harus memercayai orang yang tak lagi menyayangiku?
Mungkin merekalah yang sepantasnya dinasehati.
Mereka menyalahkanku dengan apa yang terjadi. Mereka berbondong-bondong datang mencaci makiku dan memintaku memperbaikinya, seolah perusak itu ada karena aku. Padahal aku tak pernah mengharapkan semua akan terjadi. Rasa sayang itu kian tumbuh seiring dirimu yang berjalan mundur. Aku gagal menjadi orang yang bisa mempertahankan.
Apakah aku harus mengemis perhatiannya? Atau haruskah aku menangisi kepergiannya yang menyisahkan tanda tanya? Aku terus memperjuangkan dirinya yang menganggapku tak ada, Apakah aku salah membiarkannya pergi sewaktu dia ingin bersama yang lain?
Hatiku tak pernah merelakannya.
Kebahagiaan yang kudambakan kurasa takkan pernah muncul lagi. Aku sudah hancur, tanpa kalian ketahui.
Cinta akan menjadi indah bila keduanya saling berjuang. Melalui kisah cinta yang telah usang ini, bisakah orang-orang berbalik mendukungku?
Kau akan mendapatkan yang lebih baik ketika hatimu pernah dihancurkan.
Untukmu, yang sempat mencampakkan diriku.
Sabar ya stef :(
ReplyDelete